Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-film
(52 Views) December 10, 2023 1:38 am | Published by admin | 2 CommentsTahun ini diberkahi dengan begitu banyak film bintang lima. Termasuk Jatuh Cinta Seperti di Film-film yang, bagi saya, sangat layak untuk bersanding dengan deretan rilisan kelas wahid sepanjang 2023.
Sama seperti judulnya, Jatuh Cinta Seperti di Film-film memang membuat saya merasakan jatuh cinta yang begitu dalam. Film ini mempunyai begitu banyak cara dan ‘senjata’ untuk memikat hati penonton.
Berbagai keunggulan itu berakar dari skenario yang ditulis dengan matang dan rapi oleh Yandy Laurens, sang sutradara sekaligus penulis naskah.
Sebagai orang yang cukup familier dengan karya Yandy, sejak awal saya sudah merasakan nuansa film yang kental dengan blueprint sutradara 34 tahun tersebut.
Jatuh Cinta Seperti di Film-film membicarakan bermacam warna cinta yang berangkat dari premis segar, kemudian dieksplorasi dengan imajinasi yang melampaui ekspektasi.
Konsep yang terkesan melawan arus mainstream film cinta-cintaan Indonesia ini pun membuat saya teringat dengan karya Yandy yang lainnya, seperti Sore: Istri dari Masa Depan, Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode, atau Yang Hilang Dalam Cinta.
Namun, ada energi berbeda yang dominan dalam cerita Jatuh Cinta Seperti di Film-film. Energi yang rasanya belum pernah saya temui dalam karya Yandy sebelumnya.
Lewat film ini, Yandy terlihat amat berusaha mengerahkan kemampuannya membedah cerita dan memberikan sentuhan-sentuhan personal.
Rasanya tidak sulit untuk mengusut penyebab munculnya kesan seperti itu. Pasalnya, kini Yandy menulis cerita tentang cinta seorang penulis film.
Ide cerita itu membuka kesempatan bagi Yandy untuk tidak hanya mengobservasi bahasa cinta yang ada di luar, tetapi juga melihat dirinya sendiri secara lebih dalam dan lebih dekat.
Hasilnya, Jatuh Cinta Seperti di Film-film menjadi karya yang sangat personal, hingga dengan mudah menyentuh hati karena terasa begitu dekat.
Eksekusi cerita yang personal itu dikisahkan dengan konsep meta. Yandy membuat film romcom tentang seorang penulis skenario yang ingin menulis film romcom.
Unsur meta itu pun terus berlanjut, seperti karakter Bagus (Ringgo Agus Rahman) dan Hana (Nirina Zubir) yang nama panggilannya saling berima dengan panggilan sang aktor, adegan syuting di dalam syuting, dan masih banyak referensi lain yang terselip dalam cerita.
Penjelasan di atas mungkin terdengar kompleks karena berlapis-lapis. Namun, saya tak ragu menjamin bahwa cerita itu mampu diungkapkan dengan cara yang mulus oleh Yandy.
Ia menempatkan kisah romansa Bagus dan Hana sebagai nyawa cerita yang dijaga betul agar tetap hidup. Naik turun hubungan dua tokoh utama itu ditonjolkan lewat dialog yang tak hanya mengalir lancar, tetapi juga solid.
Ringgo Agus dan Nirina juga berhasil tampil mengesankan sepanjang cerita. Kedua karakter itu seperti sudah berjodoh dengan Ringgo dan Nirina yang dikenal sebagai aktor langganan Yandy.
Khusus untuk Nirina, saya berulang kali dibuat jatuh hati melalui caranya menuturkan perasaan Hana lewat kata-kata, gestur, hingga tarikan otot di wajahnya saat tersenyum tipis atau gundah gulana.
Jatuh Cinta Seperti di Film-film juga menjadi bukti bahwa Nirina dan Ringgo merupakan aktor underrated yang namanya kerap tidak terucap ketika kita membahas bintang bertalenta di Indonesia.
Film ini tak hanya mengisahkan ungkapan cinta seorang penulis terhadap perempuan dambaannya, tetapi juga menjadi surat cinta Yandy terhadap sinema.
2 Comments for Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-film
Ditunggu review yg lainnya
baguss